Setiap orang seharusnya melakukan 2 hal : mengerjakan hal yang sangat ia sukai, dan mengerjakan hal yang sangat ia benci.

Lebih mudah untuk melawan ribuan orang bersenjata lengkap dibandingkan melawan kesombongan diri sendiri.

Apa yang anda lakukan hari ini, merupakan kunci kebaikan ataupun juga kehancuran hari esok anda. Lakukanlah yang terbaik untuk hari ini.

Apapun yang terjadi pada anda esok hari itu karena apa yang anda lakukan hari ini.

Banggalah pada dirimu sendiri, Meski ada yang tak Menyukai. Kadang mereka membenci karena Mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Karakteristik Pelayanan Bermutu

0 komentar

Share

Jika kita lihat, pada masa sekarang ini, banyak oknum-oknum yang memberikan pelayanan kepada publik tidak sesuai dengan standar pelayanan yang ada. Salah satu faktor penyebabnya adalah, kurangnya pengetahuan mengenai pelayanan yang bermutu. Nah sebenarnya apa saja, karakteristik pelayanan yang bermutu tersebut?. Berikut penulis akan paparkan....

1. Adanya atau hadirnya fasilitas fisik, peralatan dan orang (pelayan atau petugas) yang memenuhi syarat untuk pelayanan yang baik.


Fasilitas penunjang dan fasilitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang menentukan kepuasan stakeholder. Apabila suatu instansi memiliki pelayanan yang baik, namun tidak didukung fasilitas yang memadai maka akan berakibat menurunnya kepuasan stakeholder, begitu juga sebaliknya.

2. Keandalan, kemampuan untuk memberikan layanan yang diharapkan secara teliti dan konsisten.



Dalam pelaksanaannya, seorang pelayan publik harus dapat melayani secara efisien tanpa mengurangi ketelitiannya, setiap permintaan yang ada harus dilaksanakan sebaik dan seefisien mungkin.
Lalu, seorang pelayan publik harus dapat melayani stake holder secara konsisten (selaras antara kata dan perbuatan)

3. Kesiagaan atau ketanggapan


Yakni kemauan untuk memberikan pelayanan segera atau cepat dan kesediaan untuk membantu pelanggan. Saat kita mengunjungi suatu instansi atas keperluan tertentu, biasanya faktor inilah yang menentukan tanggapan stake holder bahwa pelayanan yang diberikan bermutu atau tidak. Saya pribadi berharap, semua instansi pelayanan yang ada dapat memberikan pelayanan secepat dan sesegera mungkin.

4. Jaminan, pengetahuan, keramahtamahan, dan kemampuan untuk memberikan kepercayaan dan keyakinan


Keramahtamahan dan pengetahuan diperlukan untuk melayani stakeholder secara optimal. Diharapkan setiap pelayan publik dapat bersikap ramah walaupun mendapat tanggapan yang bermacam-macam. Begitu juga dengan pengetahuannya, agar setiap pertanyaan dari stakeholder dapat terjawab, sehingga terciptalah kepuasan dan keyakinan

5. Empati, kepedulian dan perhatian khusus kepada pelanggan (pihak yang membutuhkan pelayanan).



Yakni mengerti dan 
larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka, dan seolah-olah merasakan atupun mengalami apa yang dirasakan atu dialami oleh orang tersebut. Sikap ini diperlukan, karena setiap individu dapat merasa nyaman apabila ada orang lain yang berempati dengannya.

Nah itulah tadi beberapa karakteristik pelayanan yang bermutu, semoga bermanfaat...






D
Fffs
F

Penyebab Pelanggaran Kodet Etik Profesi

0 komentar

Share


Seperti yang kita ketahui, profesional adalah orang yang menjalani suatu profesi, dan karenanya, mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk berkarya dengan standar kualitas tinggi dilandasi dengan komitmen moral yang tinggi pula. 

Untuk itulah diciptakan kode etik untuk membatasi sikap moral seorang profesional agar sesuai dengan standar operasional yang telah ditentukan. Namun tetap saja ada sebagian orang yang melanggar kode etik tersebut. Nah sebenarnya apa saja sih penyebab pelanggaran kode etik tersebut. Berikut ini akan penulis sajikan faktor-faktor penyebab pelanggaran kode etik profesi:

1. Pengaruh sifat kekeluargaan



Dalam penerapannya, seringkali kode etik berbenturan terhadap hubungan kekeluargaan atau kekerabatan. Hal ini disebabkan muncul rasa tidak enak apabila berurusan dengan kerabat terdekat. Akibatnya munculah pelanggaran kode etik hingga nepotisme. Untuk mengatasinnya sebagai seorang yang profesional kita harus tetap mengutamakan kode etik walaupun kita berurusan dengan siapapun. 

2. Pengaruh jabatan


Yang perlu diketahui adalah tidak semua keputusan yang bersifat positif akan menghasilkan sesuatu yang positif juga. Dalam kenyataannya keputusan yang bersifat positif apabila berada di luar kode etik yang ada dapat menimbulkan permasalahan yang baru. Nah biasanya seseorang cenderung mengambil tindakan hanya memperhatikan efek positif dan negatifnya saja tanpa melihat kode etik yang ada.

3. Lemahnya penegakan hukum di Indonesia


Nah ini merupakan salah satu faktor yang klasik. Bagaimana setiap orang mematuhi kode etik yang ada, apabila penegakan kepatuhan terhadap kode etik itu sendiri lemah. Setiap kali ada celah, bisa saja dimanfaatkan oleh pihak yang bersangkutan untuk menyimpang dari kode etik yang ada demi kepentingannya. Untuk itu kita harus meningkatkan penegakan hukum di negara ini, agar kesadaran masyarakat akan kode etiknya meningkat.


4. Lemahnya kontrol dari masyarakat

Seperti faktor ketiga, masyarakat juga harus berperan dalam penegakan kode etik. Apabila masyarakat cenderung tidak peduli, maka kesempatan untuk menyimpang dari kode etik pun semakin besar.  . 

5. Kurangnya sarana untuk menyampaikan keluhan masyarakat


Dan yang terakhir adalah kurangnya sarana untuk menyampaikan keluhan, sehingga masyarakat seolah tidak dipedulikan. Untuk mengantisipasi pelanggaran kode etik sebaikna memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya mengenai pelayanan yang ada. Harapannya terdapat umpan balik positif dari masyarakat, sehingga dapat meminimalisir pelanggaran kode etik yang ada.

Itulah tadi beberapa faktor yang penulis dapat sampaikan, semoga informasi tersebut bermanfaat bagi kita semua.

Etika Bisnis

0 komentar

Share


Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
  • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
  • Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
  • Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional, antara lain:
  • Sebutkan nama lengkap
Dalam situasi berbisnis, mitra sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat berkenalan. Namun jika namanya terlalu panjang atau sulit diucapkan, akan lebih baik jika sedikit menyingkat.
  • Berdirilah saat memperkenalkan diri
Berdiri saat mengenalkan diri akan menegaskan kehadiran mitra. Jika kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi, dan sedikit membungkuk agar orang lain menilai positif kesopanan motra.
  • Ucapkan terima kasih secukupnya
Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan, hanya perlu mengucapkan terima kasih satu atau dua kali. Jika mengatakannya berlebihan, orang lain akan memandang kalau mitranya sangat memerlukannya dan sangat perlu bantuan.
  • Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
Setelah mitra menyelesaikan pertemuan bisnis, kirimkan ucapan terima kasih secara terpisah ke email pribadi rekan bisnis Anda. Pengiriman lewat email sangat disarankan, mengingat waktu tibanya akan lebih cepat.
  • Jangan duduk sambil menyilang kaki
Tak hanya wanita, pria pun senang menyilangkan kakinya saat duduk. Namun dalam kondisi kerja, posisi duduk seperti ini cenderung tidak sopan. Selain itu, posisi duduk seperti ini dapat berdampak negatif pada kesehatan.
  • Tuan rumah yang harus membayar
Jika mengundang rekan bisnis untuk makan di luar, maka sang mitralah yang harus membayar tagihan. Jika sang mitra seorang perempuan, sementara rekan bisnis atau klien, laki-laki, ia tetap harus menolaknya. Dengan mengatakan bahwa perusahaan yang membayarnya, bukan uang pribadi.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis

Perbedaan Etika dan Etiket

0 komentar

Share


Etika dan etiket, yak... kata-kata tersebut memang sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Namun tahukah anda, bahwa etika dan etiket memiliki perbedaan yang besar baik ditinjau dari berbagai segi.
Berikut ini akan penulis tampilkan beberapa perbedaan etika dan etiket, oke cekidot...


  1. Yang pertama yaitu etiket berkaitan tentang tata cara bagaimana suatu perbuatan itu dilakukan oleh manusia, sedangkan etika berbicara tentang tata cara melakukan sesuatu sekaligus memberikan batasan norma atau aturan, bagaimana perbuatan tersebut harus dilakukan.
    Contohnya : Ketika kita sedang makan, kita diharuskan makan dengan tangan bukan dengan kaki, nah... hal tersebut berkaitan dengan etiket. Sedangkan apabila kita sedang makan, kita harus memperhatikan kondisi dan situasi sekitar, misal : tidak boleh makan saat sedang belajar di kelas.
    Hal tersebut erat kaitannya dengan etika.
  2. Lalu etiket berlaku apabila kita sedang bersama orang lain, sedangkan etika berlaku apabila kita sedang sendiri.
    Contohnya : Apabila kita sedang di rumah, lalu kita tidak berpakaian sepantasnya dan ada teman kita berkunjung, itu melanggar etiket. Nah, apabila kita sedang sendiri itu melanggar etika.
  3. Kemudian, etiket bersifat relatif, sedangkan etika bersifat absolut
    Contohnya : Berkata-kata keras itu tidak apa-apa di lingkungan orang-orang Medan, namun melanggar etiket di lingkungan orang-orang jawa. Sedangkan korupsi adalah mutlak pelanggaran etika baik di Medan, maupun di Jawa.
  4. Dan yang terakhir, etika memandang seseorang dari sudut pandang batiniah, sedangkan etiket memandang seseorang dari sudut pandang lahiriah (yang terlihat)
    Contohnya : Koruptor-koruptor yang merajalela di Indonesia ini terlihat ramah, sopan, dan rapi.
    Hal tersebut menandakan bahwa mereka mempunyai etiket yang baik. Namun apabila dilihat dari segi etika, mereka sama sekali tidak beretika karena memakan sesuatu yang bukan haknya.
Nah itulah tadi beberapa perbedaan antara etika dan etiket, semoga informasi tadi dapat menambah pengetahuan bagi kita semua.








 

Techno Blog © 2012 Design by Game Master | Sponsored by Blog Ilmu Pengetahuan| Terima kasih sudah berkunjung.